Jumat, 18 Maret 2011

KAUM MISKIN VERSUS KETIDAKADILAN



Potret rakyat miskin menjadi bagian gambaran kehidupan bangsa Indonesia. Ketidakadilan menjadi bagian sisi kehidupan mereka dalam menjalani dan menopang hidup sehari – hari. Janji – janji kesejahteraan secara merata tinggal sebuah janji manis yang seakan dilupakan begitu saja. Kebijakan – kebijakan yang di buat seakan mempersulit hidup bukannya memperbaiki menjadi lebih baik.

Lihatlah kondisi masyarakat yang kurang mampu di negara ini. Pelayanan kesehatan dan pendidikan seolah barang mewah yang sulit di raih oleh mereka. Untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang baik orang – orang miskin harus berduit baru di layani dengan baik. Inilah lukisan yang terjadi di berbagai rumah sakit di daerah – daerah dimana kaum miskin tidak mendapatkan pelayanan yang bagus melainkan di layani apa adanya.

Pendidikanpun seperti itu kaum miskin yang tidak berduit mungkin di biayai atau di gratiskan hanya sampai tahap SMP sedangkan pendidikan selanjutnya tanpa uang binasalah mereka. Kebijakan yang wajib belajar hanya sampai sembilan tahun tidak menjamin kemajuan kehidupan anak – anak miskin karena lapangan pekerjaan lebih banyak menyerap minimal lulusan – lulusan SMA/SMK/ sederajat.

Anggaran APBN maupun APBD seperti masih kurang maksimal di pergunakan untuk kepentingan rakyat. Pemerataan ekonomi untuk menuju tujuan tunggal bangsa ini yakni kemakmuran masyarkat sungguh sulit terselenggara jika pemerintah tidak berperan optimal bagi warga negaranya. Ketidakadilan tak akan tercipta jika tidak ada kesadaran dari berbagai pihak di negara ini.

Sungguh tragis rasanya melihat warga miskin di biarkan tetap miskin dengan segala kebijakan – kebijakan yang ada. Seperti inilah dampak kapitalisasi dan liberalisasi perekonomian Indonesia. Janji pemerintah yang dulu pro rakyat seolah dilupakan begitu saja oleh pemerintah. Penghapusan total terhadap subsidi BBM yang akan dilaksanakan salah satu bukti bahwa kebijakan ekonomi negara ini bukan pro rakyat akan tetapi pro pasar. Dengan di hapusnya subsidi BBM membuka kran ketidakadilan bagi masyarakat kecil semakin membesar.

Liberalisasi ekonomi juga berdampak pada aset – aset tambang kita seolah tergadai kepada pihak asing. Sumber daya dari hasil tambang tersebut seharusnya dinikmati seluruh rakyat bukan malahan seperti sekarang dinikmati segolongan pengusaha asing dan kongkalikong dengan pejabat – pejabat daerah yang juga menikmati hasilnya. Ekspansi – ekspansi asing yang semakin mengusai sumber daya alam Indonesia untuk di komersilkan semakin menambah parahnya kondisi ekonomi kita.

Kita dapat berkaca dari berbagai kasus kaum miskin di negara ini. Mulai dari ketidakadilan dalam kasus hukum, pelayanan kesehatan kaum miskin yang buruk bahkan anak – anak yang tidak bisa melanjutkan sekolah mereka sampai tahap SMA karena keterbatasan biaya. Hal ini juga semakin buruk dengan segala keserakahan – keserakahan oleh elit – elit politik di negara ini. Biaya kunjungan luar negeri yang naik, dana aspirasi yang di ajukan sampai mencapai anggaran 8,4 trilyun rupiah dan perbaikan gedung parlemen yang juga trilyunan rupiah.

Seharusnya pemerintah sadar akan tangisan – tangisan rakyat miskin dibawah mereka. Bukankah kaum miskin juga mempunyai peran hingga para anggoa parlemen dan di pemerintahan bisa duduk di kursi singgasana mereka yang empuk itu dengan gaji besar. Itupun masih di anggap kurang sepadan dengan kinerja mereka yang masih tidak menghasilakan hal nyata bagi seuruh rakyat Indonesia.

Pemerintah dan anggota parlemenlah harapan rakyat karena sebagai pengemban amanah memimpin untuk mensejahterakan mereka. Jangan buat rakyat semakin gelisah dengan tingkah laku pemerintah dan parlemen yang semakin tidak bersahaja terhadap rakyat. Buanglah keserakahan dan urusan kepentingan pribadi untuk memajukan bangsa ini dengan sungguh – sungguh. Rakyat butuh kepastian yang nyata untuk kehidupan masa depan meraka yang lebih baik bukan kegamangan yang membuat mereka semakin terpuruk dalam lingkaran kemiskinan mereka.

Inilah tugas kita bersama menciptakan keadilan yang dinikmati seluruh elemen bangsa. Menuju cita – cita kemuliaan negara, bangsa dan seluruh rakyat Indonesia di mata dunia. Menyatukan hati kita bersama untuk memberantas segala ketidakadilan, penindasan dan keserakahan yang terjadi pada bangsa ini. Semoga bangsa ini mencapai apa yang dicita – citakan oleh seluruh rakyat Indonesia yakni kemakmuran yang menjamin kehidupan seluruh warga negara dan menjamin terciptanya keadilan yang merata.

Apakah Anda Layak di Sebut Pemimpin !


Apakah kita menganggap diri kita seorang pemimpin atau seorang pemalas. Seorang pemalas dapat di artikan sebagai orang yang suka memberikan instruksi atau suka menyuruh tapi dia tidak ada tindakan yang konkrit dari dirinya sendiri. Tipe pemimpin seperti ini adalah tipe pemimpin yang pemalas, hanya suka berisntruksi, lepas tangan setelah itu kalau ada sesuatu hal maka anak buah yang dia akan salahkan. Pemimpin seperti ini adalah tipe pemimpin yang otoriter. Maka menurut saya ini bukan tipe seorang pemimpin yang baik tapi melainkan tipe pemimpin yang malas.

Pemimpin yang baik adalah seorang yang memimpin dengan memberi contoh dan teladan bagi timn yang dipimpinnya. Pemimpin tipe ini tak hanya berteori dan sekedar memberi instruksi tapi juga langsung ikut berperan dalam kinerja timnya. Tipe pemimpin ini adalah pemimpin yang tak hanya menjadi pemandu tapi juga pengayom bagi orang – orang yang berada di bawah pimpinannya.

Dalam sebuah atau kelompok tim seorang pemimpin merupakan peran yang sangat vital. Pemimpin adalah penumbuh gerakan dengan menjaga tim itu agar tetap bergerak searah dengan tujuan bersama. Jika pimpinan itu kehilangan intergritasnya maka dapat di pastikan akan menganggu kinerja timnya kedepan. Oleh karena itu seorang pemimpin bukan hanya seorang yang memberi perintah kepada bawahannya tapi juga sebagai motor penggerak orang – orang yang di bawahnya melalui proses keteladanan, memberikan contoh yang baik, dan pendorong serta pemotivator mereka – mereka yang terpimpin.

Kita dapat belajar dari keteladanan Rasulullah dan para Khalifah. Mereka bukan hanya seorang pemimpin tapi juga menjadi suri tauladan bagi umat yang di pimpin ke arah pencerahan. Mereka tak hanya berinstruksi tapi juga ikut serta melakukan dengan turun tangan bersama. Itulah yang menyebabkan seorang pemimpin itu di cintai karena pemimpin yang baik adalah pemimpin yang menyatukan hati dan jiwanya dengan orang – orang yang di pimpinnya.

Pemimpin bekerja untuk menjaga pola kerja tim agar berjalan bai demi tercapainya tujuan. Memimpin bukan pekerjaan yang mudah tapi juga bukan pekerjaan yang berat. Memimpin adalah sebuah proses untuk menyatukan visi dan misi sehingga harus ada sinkronisasi antara pemimpin dengan yang di pimpin. Jika ini tidak sinkron maka hal ini hanya akan mempersulit tim dalam mencapai tujuan. Jadi, bertanyalah dalam diri anda sendiri, pemimpin seperti apakah anda sekarang ? Pemimpin yang otoriter dan suka menyalahkan atau pemimpin yan mengayomi sekaligus memberi suri tauladan. Rubahlah diri anda karena kita adalah pemimpin bagi diri kita masig masing.

Reformasi Sepak Bola Indonesia


Sepak bola adalah bagian dari olahraga yang sangat populer di dunia. Siapa tak mengenal sepakbola pada saat ini dari anak kecil, orang dewasa sampai orang – orang yang sudah tua menggemari sepakbola. Sepakbola menjadi hiburan tersendiri dalam kehidupan masyarakat dunia karena dalam sepakbola semua ekspresi dapat tersalurkan. Dari mulai tegang karena tim kesayangannya kebobolan dan ketinggalan skor sampai bahagia serta terharu ketika tim kesayangannya memperoleh kemenangan dan memperoleh gelar juara.

Sepakbola adalah olahraga universal pada saat ini karena tak hanya kaum adam tapi kaum hawapun menyukai permainan sepakbola. Semua terbukti dengan hampir setiap pertandingan para kaum hawa hadir menyaksikan pertandingan tim yang di dukungnya. Ini pula yang terjadi di Indonesia karena semua elemen di Indonesia baik kaum miskin atau yang kaya sekalipun sangat menggilai sepakbola. Ini adalah bentuk dukungan masyarakat Indonesia kepada persepakbolaan di Indonesia.

Meski Indonesia gagal menjuarai piala AFC dan hanya mampu menjadi runner – up saja tapi hal itu sudah cukup membuat masyarakat berbangga karena tim nasional Indonesia mampu menjadi sangat perkasa di Piala AFC tahun ini. Ini bukti bahwa aksi sepakbola di lapangan hijau pemain - pemain Indonesia sudah berkembang. Semua tergakum – kagum dengan semangat dan kerja keras Firman dkk.

Sayangnya kemajuan pemain – pemain sepakbola Indonesia ini tidak didukung dengan menajemen organisasi yang menaungi persepakbolaan Indonesia. Kasus penjualan tiket saat AFC berlangsung yang berakhir rusuh membuktikan sistem yang ada di PSSI kita saat ini sangat buruk. Fokus mereka hanya mendapatkan keuntungan dalam penjualan tiket terbukti tiket pertandingan sempat naik meski diturunkan kembali. Fokus mereka dalam mendapatkan keuntungan tidak di imbangi dengan manajemen penjualan tiket yang baik.

Lebih ironis lagi pimpinan PSSI saat ini seperti mempolitisasi sepakbola Indonesia. Terbukti semua prestasi yang di dapatkan oleh PSSI di anggap ketua PSSI adalah andil dari partai tertentu. Padahal kalau mau berkaca tak ada prestasi yang membanggakan bagi persepakbolaan Indonesia selama ia menjabat sebagai ketua. Bahkan dengan tidak punya rasa malu dia mengklaim bahwa selama dia menjabat telah banyak membawa kemajuan dalam persepakbolaan Indonesia. Padahal semua masyarakat gerah dengan kepemimpinan ketua PSSI sekarang yang penuh dengan kepalsuan.

Ironis memang hanya karena pemimpin yang keras hati dan kepalanya yang tidak mau mundur meski tidak mampu membawa sepakbola Indonesia jadi lebih baik membuat persepakbolaan Indonesia terpecah belah. Terbukti munculnya LPI atau Liga Primer Indonesia sebagai liga baru yang di angggap lebih mandiri dari pada tim – tim yang dibawah naungan PSSI. Supporter beberapa tim di LSI – pun seperti gerah dengan sikap ketua PSSI sekarang ini sehingga mereka lebih mendukung tim yang mereka dukung untuk berpindah liga mengikuti beberapa tim LSI yang hijrah ke LPI seperti Persema, PSM dan Persebaya yang berubah nama menjadi Persebaya 1927.

Ini membuktikan sepakbola kita menjadi terpecah – pecah karena sikap tidak kesatrianya ketua PSSI ini. Seharusnya sebagai pemimpin yang bijak harus siap mundur jika gagal memimpin lembaga yang di pimpinya. Bukan malah sikap arogan dan semakin mempolitisir persepakbolaan Indonesia dengan orang tertentu atau partai politik tertentu. Jika sepakbola Indonesia ini ingin maju maka harus memiliki pemimpin yang mampu menyatukan aspirasi dan ide – ide seluruh elemen pecinta sepakbola seluruh Indonesia.

Saat ini terjadi gejolak pembaharuan dalam persepakbolaan kita. Gejolak ini mungkin akan mirip dengan runtuhnya masa orde baru karena pemimpin kita yang tak bisa di ajak diskusi lebih suka dengan aksi anarkis untuk menjatuhkannya yang gagal dalam memimpin. Semoga Kongres yang saat ini terjadi bukan ajang buat ketua PSSI mencari dan mengumpulkan dukungan untuknya. Semoga para elemen sepakbola yang menjadi perwakilan berbagai elemen pengurus sepakbola tanah air dapat membuka hatinya atas segala kekurangan organisasi kebanggaan sepakbola Indonesia sehingga bisa jeli memilih mana yang harus di dukung dan mana yang tidak.

Mari kita bahu membahu mengejar impian seluruh pecinta sepakbola Indonesia dalam memajukan sepakbola negeri ini. semoga cita – cita kita memiliki Liga yang Profesional yang tim – timnya yang mandiri tidak membebani APBD karena lebih baik dana itu di gunakan untuk membangun insfrastruktur olahraga, memiliki pemain yang profesional yang tak hanya harum di dalam negeri tapi juga di luar negeri dan tim nasional yang mampu membuat bangsa dan negara ini bangga akan prestasinya di dunia. Mari kita terus pantau sepakbola Indonesia untuk sepakbola Indonesia yang lebih baik.

MENGEMBALIKAN KEBANGGAAN PERTANIAN INDONESIA


Indonesia adalah negara dengan sumber daya alam yang melimpah ruah. Di kenal sebagai zamrud khatulistiwa membentang dari Sabang sampai Merauke. Di kenal sebgai negara agraris ketika pada masa Presiden Soeharto mampu menjadi salah satu negara penghasil atau memproduksi beras terbesar di dunia. Mampu mencukupi kebutuhan tak hanya dalam negeri bahkan negara – negara lainnya.

Sekarang masa kejayaan pertanian Indonesia khususnya beras sudah mulai pudar. Semua di karenakan berbagai alasan yang menjadikan produksi pertanian kita sudah tidak bisa lagi di banggakan. Efek semua itu karena perlahan – lahan para petani Indonesia sudah tidak lagi memiliki minat untuk bertani melainkan berpindah jalur kerja ada yang menjadi tenaga kerja keluar negeri, menjadi tukang ojek atau lebih memilih menjadi buruh.

Harus ada cara yang tepat dalam penanganan permsalahan pertanian Indonesia. Hal ini karena jika tidak di temukan solusi tentu akan berdampak buruk bagi kebutuhan persediaan pangan Indonesia. Dampaknya mungkin akan terjadi kelaparan karena negara tak mampu mencukupi kebutuhan masyarakat yang hampir seluruhnya makanan pokoknya adalah beras. Tentu akan sangat merugikan segala pihak di Indonesia.

Sebab – sebab terjadinya penurunan produksi pertanian adalah fluktuasi cuaca yang terjadi. Hal ini sangat di keluhkan oleh para petani karena cuaca adalah faktor yang sedikit banyak mempengaruhi produksi pertanian. Lihatlah di tahun 2010 saja musim penghujan lebih panjang dari apa yang diperkirakan. Bahkan dari apa yang diprediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) curah hujan masih akan tinggi tahun 2011 nanti. Ini akan menjadi ancaman realisasi produksi komoditas di tahun itu. Terutama jika terjadi banjir, kekeringan, dan peningkatan serangan hama.

Ancaman – ancaman yang terjadi di 2010 kemarin harus bisa di antisipasi di 2011 ini. hal ini karena jika tidak di atasi sektor pertanian kita akan mengalami penurunan dari batas yang tidak kita semua inginkan. Kementrian Pertanian sebagai perwakilan pemerintah dalam mengurusi pertanian harus sigap dan memberi solusi pasti agar petani tidak was – was karena taku produksi mereka tidak sesuai dengan mereka harapkan.

Sektor pertanian dalam negeri di harapkan mampu meningkatkan produksinya sehingga kita tak perlu mengimpor pangan lagi dari negara lain seperti saat ini terjadi. Kita kembalikan julukan negara kita sebagai negara agraris yang dahulu sangat di banggakan. Jika kita mampu berfokus memajukan dan mengembangkan pertanian ini maka kita akan mampu menjadi negara produsen pangan terbesar di dunia. Kita di dukung oleh wilayah yang luas dan sumber daya manusia yang melimpah. Sekarang yang perlu di lakukan adalah bagaimana memoles sumber daya manusia kita dan sumber daya alam ini bisa padu dan menghasilkan yang namanya kemajuan bagi pertanian negara ini.

Kita tidak bisa menyepelekan sektor pertanian karena pertanian mampu menopang ekonomi bangsa ini jika di kelola dengan sebaik – baiknya. Kita akan mampu mengembalikan kejayaan sebagai negara pengekspor pangan terbesar khususnya beras sehingga kesejahteraan masyarakat akan terjaga baik. Sudah saatnya kita kembali ke jalur memanfaatkan lahan kita untuk pertanian. Lahan pertanian juga tidak merugikan dan berdampak buruk bagi lingkungan beda dengan lahan untuk tambang meski hasilnya lebih besar tapi dampaknya di kemudian hari akan sangat berdampak bagi lingkungan.

Semua akan baik jika manajemen pengelolaan pertanian di lakukan dengan baik. Semua akan berdampak baik tidak hanya bagi negara tapi juga petani itu sendiri, masyarakat sebagai konsumen karena dengan produksi pertanian yang bagsu tentu harga pangan dalam negeri juga akan stabil sehingga akan mampu di jangkau seluruh masyarakat.

Kita mungkin terlalu berfokus dalam ranah industri sedangkan pertanian kita di biarkan berjalan tertatih sehingga dampaknya buruk bagi kita sendiri. Sudah saatnya kita kembali memajukan pertanian kita sehingga kemakmuran akan terwujud tidak hanya sekedar mimpi. Kita mengembalikan negara ini sebagai negara produsen pangan khususnya produsen beras terbesar di dunia bukan lagi sebagai salah satu negara pengekspor beras terbesar di dunia seperti yang saat ini terjadi.

Kita kembalikan harapan petani Indonesia untuk hidup sejahtera dengan dukungan yang baik dari permodalan sampai pengelolaan pertanian. Kita satukan pola pikir kita untuk kehidupan Indonesia agar menjadi negara adi daya beras duni. Jangan jadikan itu hanya mimpi tapi berusahalah menjadikan itu semua menjadi kenyataan.