Minggu, 03 April 2011

Menunggu Konsistensi Kebijakan Ekonomi Indonesia



China adalah negara Asia yang semua orang tahu sebagai negara pengekspor terbesar di dunia. Negara yang kita tahu mempunyai kepadatan dan jumlah penduduk terbesar di dunia ini juga merupakan negara yang di masa era tahun 1990 kebawah merupakan negara yang ekonominya terhambat dan lebih rendah dari Indonesia. Akan tetapi saat ini China telah menjadi negara besar dan memiliki perekonomian yang kuat. Sebagai negara yang memiliki jumlah penduduk yang banyak dan pengangguran yang berlipat membuat sang pelopor perubahan ekonomi China Deng Xiao Ping berpikir keras mengatasi permasalahan negara ini.

Kebijakan – kebijakan ekonomi dikeluarkan dengan maksud mempermudah mendukung industrialisasi berbasis UMKM di China. Hal ini ternyata mampu mengentaskan 350 juta manusia di China. Usaha – usaha ini dengan membangun jiwa – jiwa Wirausaha kepada seluruh penduduk China dan juga regulasi yang mendukung penuh konsep ekonomi baru yakni kemandirian ekonomi masyarakat dengan menjadi pengusaha atau wirausaha. Terbukti saat ini kita tahu pasar ekspor dunia hampir banyak di kuasai China sehingga kekuatan ekonomi China tak perlu dipertanyakan lagi.

Bukan maksud membandingkan dengan perekonomian Indonesia tapi patut kita ketahui Indonesia saat ini sudah jauh tertinggal. Regulasi China dalam konsistensinya mendukung kemajuan industri berbasis UMKM membuat pertumbuhan ekonomi China sangat maju pesat. Sedangkan kita tau kebijakan di negara Indonesia sangat jauh dalam mendukung para pengusaha khususnya usaha kecil berupa UMKM. Tingakt bunga yang tinggi bukannya mempermudah para UMKM kita maju malahan menghambat kemajuan mereka.

Saat ini kita tahu ACFTA atau perdagangan bebas antara negara – negara Asia Tenggara dengan China semakin mempermudah kemajuan ekonomi dan pangsa industri China di negara – negara Asia Tenggara. Hal ini dapat terlihat dari sejak diberlakukannya ACFTA di bulan Januari 2010 angka impor Indonesia terhadap barang – barang China mengalami peningkatan sangat pesat sehingga mengakibatkan kehawatiran industri – industri lokal di Indonesia. Mereka khawatir membanjirnya produk – produk China membuat pangsa pasar mereka turun karena kita tahu harga barang – barang asal China biasanya lebih murah dan terjangkau daripada barang – barang produk yang dibuat industri domestik Indonesia.

Berkaca dari semua itu maka kita temukan suatu benang merah dari permasalahan ekonomi bangsa ini. kebijakan – kebijakan pemerintah pada saat ini jauh dari kata konsisten dalam membangun perekonomian bangsa Indonesia. Hal ini karena beberapa hal yang membuat ekonomi Indonesia jalan ditempat yakni pajak yang tinggi dan bunga kredit bagi usaha kecil yang masih tinggi yakni mencapai 14 – 15 %. Hal ini menghambat usaha UMKM dalam mengembangkan usaha mereka. Selain kendala hal tersebut juga ketersediaan bahan baku yang terbatas dan juga harga bahan baku yang tinggi karena inflasi membuat mereka menjual hasil produksi dengan harga tinggi di atas barang – barang produk China yang sejenis.

Jikalau pemerintah konsisten dengan komitmennya mendukung industrialisasi berbasis UMKM maka kita akan lebih baik dari sekarang. Akan tumbuh para wirausaha – wirausaha yang merasa terbantu dengan regulasi atau kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah dengan merendahkan bunga kredit usaha bagi para UMKM dan pajak yang ekspor yang rendah sehingga UMKM bisa lebih produktif bersaing. Jangan mengutamakan investor asing sedangkan UMKM kita menjadi terlemahkan. Padahal dengan tumbuhnya industri berbasis UMKM ini akan menjadikan negara ini lebih produktif dan akan menyerap tenaga kerja yang lebih banyak sehingga pengangguran yang menjadi masalah klasik negara ini juga teratasi sedikit demi sedikit.

Negara ini tak akan pernah maju tanpa usaha ekonomi yang mandiri dari masyarakatnya. Dengan memperbanyak para wirausaha maka akan mampu memajukan ekonomi bangsa ini semakin lebih baik dan produktif. Dukungan pemerintah melalui kebijakan – kebijakn pro rakyat sangat di perlukan karena akan membuat masyarakat terasa terbantu dengan segala permasalahan ekonomi mereka. Mereka terbantu dengan permodalan ketika ingin mambangun usaha dengan bunga kredit yang lebih rendah. Juga akan membuat penyerapan tenaga kerja akan lebih banyak.

Kita menanti usaha pemerintah dalam mendukung pengentasan kemiskinan dan pengangguran melalui dukungan permodalan dengan bunga kredit usaha yang rendah. Menunggu aksi pemerintah yang tak hanya wacana dan seminar tapi implementasinya jauh dari apa yang diharapkan. Diharapkan juga pemerintah tidak larut hanya mengurusi masalah politis yang terjadi pada bangsa ini tapi lebih mementingkan kemajuan ekonomi masyarakat. Tak ada salahnya juga kita menuntut agar pemerintah lebih pro rakyat dengan membangun ekonomi kerakyatan yang baik karena janji pemerintah adalah membangun ekonomi pro rakyat bukan pro pasar seperti pada saat ini terjadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar